Adorasi

33b3ddc2 Ab64 45f1 9bcd 339ec349adb7

Adorasi berasal dari bahasa Latin adorare (kata kerja : “menyembah”) atau “adoratio” (kata benda : “penyembahan”).   Adorasi Sakramen Mahakudus merupakan tindakan sembah sujud, memberi  hormat serta menyembah Yesus yang hadir dalam rupa Sakramen Mahakudus.  Sejak Perjamuan Terakhir, ketika Yesus mengambil roti dan berkata, “Inilah Tubuh-Ku,” lalu mengambil anggur dan berkata, Inilah Darah-Ku,” iman Katolik percaya bahwa roti dan anggur yang telah dikonsekrasi dalam Perayaan Ekaristi sungguh berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus sendiri.  Lewat Tubuh dan Darah-Nya, Yesus Kristus secara istimewa hidup dan  hadir bagi kita. Karena Sakramen Mahakudus terjadi dalam peristiwa  Ekaristi, maka Adorasi ini bisa disebut ADORASI EKARISTI.

Paus Yohanes Paulus II dalam ajarannya “Ecclesia de Eucharistia” (Ekaristi dah Hubungannya dengan Gereja pada  tanggal 17 April 2003 menyampaikan pentingnya kita umat Katolik untuk  hidup dekat dengan Sakramen Mahakudus dan ber-adorasi : “…  pandangan Gereja selalu terus terarah kepada Tuhannya, yang hadir dalam  Sakramen di Altar, yang di dalamnya Gereja menemukan pernyataan sempurna  akan kasih Tuhan yang tak terbatas.” (no.1)”. Karena itu, “…sungguh  membahagiakan menghabiskan waktu bersama Dia, bersandar dekat hati-Nya  seperti mu­rid yang dikasihi-Nya dan merasakan cinta yang tak  berkesudahan dalam bati-nya ... Bagaimana bisa kita tidak  merasakan keinginan untuk mele­watkan waktu lewat percakapan rohani,  dalam ke­heningan Adorasi, dalam luapan cinta di hadapan Sakramen  Mahakudus?”  (no.25).  Di bagian lain, Paus mengartikan adorasi : …Adorasi  Sakramen Maha Kudus adalah… praktek sehari- hari yang penting dan  menjadi sumber kekudusan yang tidak pernah habis… Adalah menyenangkan  untuk menghabiskan waktu dengan Kristus, untuk bersandar pada-Nya  seperti yang dilakukan oleh murid yang dikasihi-Nya, dan untuk merasakan  kasih yang tak terbatas yang ada di dalam hati-Nya.”